Zenna dan Asrul lahir dari latar belakang kemiskinan di lereng gunung Sumatra: Zenna di punggung Gunung Singgalang, Asrul di Gunung Marapi. Sejak kecil, Zenna menuruni gunung sambil mengangkut air dan menjual jagung rebus untuk membantu keluarganya, sementara Asrul berjuang mencari nafkah bersama ibunya dan adiknya. Di tengah kerasnya kehidupan, janji ayah Zenna untuk membelikannya sepatu baru menjadi simbol harapan yang terus membara.
Takdir mempertemukan mereka di kampus, dan bersama-sama mereka membangun mimpi besar: kuliah, memperbaiki kehidupan keluarga, dan meniti masa depan. Namun, perjalanan itu penuh rintangan — dari sakit, konflik, tanggung jawab keluarga, hingga cobaan rumah tangga. Lewat kerja keras, pengorbanan, dan cinta, Zenna dan Asrul menunjukkan bahwa dari keterbatasan pun bisa lahir kekuatan besar.
Novel ini menyuguhkan kisah perjuangan keluarga, nilai pengorbanan orang tua, dan semangat meraih mimpi meski berasal dari asal yang sederhana.

Komentar
Posting Komentar